Penyakit Skrofuloderma Bisa Diatasi dengan Cara Mengobatinnya di 2024!

Istimewa

Penyakit Skrofuloderma – Skrofuloderma adalah jenis tuberkulosis kulit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini masuk ke tubuh melalui saluran pernapasan ketika kontak erat dengan penderita TBC aktif, kemudian menyebar ke kulit melalui kelenjar getah bening.

Terbuka di jendela baru www.zhrpf.com

Penyakit Skrofuloderma paling sering terjadi pada anak-anak dan orang dewasa muda. Kondisi ini lebih sering terjadi pada orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti orang yang menderita HIV/AIDS.

Gejala Penyakit Skrofuloderma

Gejala skrofuloderma dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahannya. Gejala awal penyakit skrofuloderma biasanya berupa benjolan kecil di kulit yang terasa lembut dan tidak nyeri. Benjolan ini dapat tumbuh perlahan selama beberapa minggu atau bulan.

Seiring perkembangannya, benjolan dapat menjadi lebih besar, keras, dan nyeri. Benjolan juga dapat pecah dan membentuk luka borok. Luka borok ini dapat mengeluarkan cairan nanah atau darah.

Selain benjolan, penyakit skrofuloderma juga dapat menyebabkan gejala lain, seperti:

  • Demam
  • Kelelahan
  • Kehilangan nafsu makan
  • Penurunan berat badan
  • Berkeringat di malam hari

Diagnosis Penyakit Skrofuloderma

Diagnosis penyakit skrofuloderma biasanya dilakukan oleh dokter dengan pemeriksaan fisik. Dokter akan memeriksa ukuran, bentuk, dan konsistensi benjolan. Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan darah untuk mencari tanda-tanda infeksi TBC.

Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis penyakit skrofuloderma meliputi:

  • Pemeriksaan histopatologi. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel jaringan dari benjolan untuk diperiksa di bawah mikroskop.
  • Pemeriksaan kultur. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menumbuhkan bakteri TBC dari sampel jaringan.
Penyakit Skrofuloderma Bisa Diatasi dengan Cara Mengobatinnya di 2024!

Pengobatan Penyakit Skrofuloderma

Pengobatan penyakit skrofuloderma bertujuan untuk membunuh bakteri TBC dan mencegah penyebaran infeksi. Pengobatan skrofuloderma biasanya dilakukan dengan pemberian antibiotik selama 6-12 bulan.

Antibiotik yang sering digunakan untuk mengobati skrofuloderma meliputi:

  • Isoniazid
  • Rifampisin
  • Pirazinamid
  • Etambutol

Selain pemberian antibiotik, penderita penyakit skrofuloderma juga dapat diberikan obat-obatan lain untuk mengurangi gejala, seperti obat pereda nyeri dan obat antiinflamasi.

Pencegahan Penyakit Skrofuloderma

Tidak ada cara yang pasti untuk mencegah skrofuloderma. Namun, menjaga kesehatan dengan cara menerapkan pola hidup sehat dapat membantu mengurangi risiko skrofuloderma.

Berikut adalah beberapa tips untuk membantu mencegah penyakit skrofuloderma, yaitu:

  • Jaga kebersihan diri. Cuci tangan Anda dengan sabun dan air mengalir secara teratur, terutama setelah menggunakan toilet, sebelum makan, dan setelah berada di tempat umum.
  • Ikuti jadwal imunisasi. Imunisasi dapat membantu melindungi Anda dari infeksi TBC.
  • Hindari kontak dengan orang yang sakit. Jika Anda sakit, segera istirahat dan obati diri Anda dengan tepat.

Komplikasi Penyakit Skrofuloderma

Komplikasi penyakit skrofuloderma dapat terjadi jika skrofuloderma tidak ditangani dengan tepat. Komplikasi skrofuloderma meliputi:

  • Abses. Abses adalah kumpulan nanah yang terbentuk di benjolan. Abses dapat menyebabkan nyeri yang hebat dan demam.
  • Penyebaran infeksi. Infeksi TBC dapat menyebar ke bagian tubuh lain, seperti tulang, sendi, atau organ.
  • Kematian. Jika skrofuloderma tidak ditangani dengan tepat, dapat menyebabkan kematian.

Baca Juga : Gejala Penyakit Limfadenitis, Berikut Penjelasan pada Penyakit Tersebut di 2024!

Penyakit Skrofuloderma Bisa Diatasi dengan Cara Mengobatinnya di 2024!

Pencegahan Penyakit Skrofuloderma Pada Anak-Anak

Skrofuloderma lebih sering terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa. Hal ini karena anak-anak memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum matang.

Untuk mencegah skrofuloderma pada anak-anak, penting untuk menjaga kebersihan diri anak dan memastikan anak mendapatkan imunisasi TBC. Imunisasi TBC dapat membantu melindungi anak dari infeksi TBC.

Berikut adalah beberapa tips untuk mencegah penyakit skrofuloderma pada anak-anak:

  • Ajari anak untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara teratur, terutama setelah menggunakan toilet, sebelum makan, dan setelah berada di tempat umum.
  • Pastikan anak mendapatkan imunisasi TBC sesuai jadwal.
  • Hindari kontak anak dengan orang yang sakit.

Jika Anda memiliki anak yang mengalami gejala skrofuloderma, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Tampilan Klinis Penyakit Skrofuloderma

Tampilan klinis skrofuloderma dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahannya. Gejala awal skrofuloderma biasanya berupa benjolan kecil di kulit yang terasa lembut dan tidak nyeri. Benjolan ini dapat tumbuh perlahan selama beberapa minggu atau bulan.

Seiring perkembangannya, benjolan dapat menjadi lebih besar, keras, dan nyeri. Benjolan juga dapat pecah dan membentuk luka borok. Luka borok ini dapat mengeluarkan cairan nanah atau darah.

Luka borok penyakit skrofuloderma biasanya berbentuk bulat atau oval dan memiliki tepi yang keras. Luka borok ini dapat sembuh dengan sendirinya, tetapi dapat meninggalkan bekas luka.

Skrofuloderma paling sering terjadi di leher, tetapi juga dapat terjadi di area tubuh lain, seperti lengan, kaki, atau wajah.